Nenek-nenek Juga Valentine-an

Siapa bilang hari Valentine hanya untuk anak muda, saling bersayang-sayangan dan ada juga yang mendefinisikan Valentine sebagai ajang sex bebas sehingga harus dilarang?

Kasih adalah bahasa universal. Berlaku untuk semua orang. Merupakan benih ilahi yang ditaruhkan Allah pada saat menjadikan mahluk hidup. Karena Allah adalah Kasih, dan Allah menciptakan segala sesuatu di dalam kasihNya. Orang paling jahat di dunia pun memiliki orang-orang yang dikasihinya. Bahkan setan pun sayang sama anak setan.

Hari Valentine kemarin, juga tidak saya lewatkan. Menikmati pancaran kebahagiaan oma-oma di panti jompo yang dikunjungi para remaja. Mereka datang membawa coklat dan bunga bagi para oma.

Sebagian besar oma di panti jompo ini adalah oma-oma yang sendirian. Tidak memiliki suami dan tidak memiliki anak. Tidak bisa hidup menumpang di rumah keponakan, karena keponakan mengurus orang tua dan mertuanya sendiri. Bahkan ada juga oma-oma yang benar-benar sendirian. Tidak memiliki suami, tidak memiliki anak, bahkan tidak memiliki keponakan. Mereka dititipkan tetangganya, atau pendetanya, atau kerabat jauhnya. Jadi mereka ada di sini.

Rasanya menyenangkan melihat senyum kebahagiaan oma-oma di masa tuanya di panti jompo, mendapat kunjungan dari anak-anak muda. Mendapat hadiah coklat dan setangkai mawar merah muda.

Hari valentine adalah hari simbolik untuk berbagi kasih sayang. Namun kasih sayang, tidak harus hanya dibagikan saat hari valentine. Setiap hari kita bisa berbagi kasih sayang. Demikian juga kebaikan yang lain. Kita tidak berbagi beras kepada fakir miskin hanya di hari raya saja, namun sepanjang tahun kita dapat berbagi beras.

Bagaimanapun, yang melarang mengkhususkan diri berbagi kasih di hari valentine, juga tidak pernah berkunjung ke panti jompo kami di hari-hari lain sepanjang tahun.

sumber: kompasiana.com